Solid State Relay Semikonduktor setara dengan Relay Elektromekanik serta dipakai untuk mengontrol beban listrik tanpa memakai potongan yg bergerak. Perangkat Switching Elektronik yg diaktifkan atau dinonaktifkan dikala tegangan eksternal kecil diterapkan di seluruh terminal kontrolnya.
SSR terdiri dari sensor yg merespon input yg sempurna (sinyal kontrol), perangkat Switching Elektronik Solid-State yg mengalihkan daya ke sirkuit beban, serta prosedur kopling untuk mengaktifkan sinyal kontrol untuk mengaktifkan sakelar ini tanpa komponen mekanis.
Relai sanggup didesain untuk mengalihkan AC atau DC ke beban. berfungsi sama menyerupai Relay Elektromekanik, tetapi tidak mempunyai potongan yg bergerak.
Relai sanggup didesain untuk mengalihkan AC atau DC ke beban. berfungsi sama menyerupai Relay Elektromekanik, tetapi tidak mempunyai potongan yg bergerak.
Keunggulan utama Solid-State Relai mempunyai lebih dari Relay Elektro-Mekanis konvensional bahwa tidak mempunyai potongan yg bergerak, tidak ada duduk masalah kontak metal, sanggup beralih "ON" serta "OFF" lebih cepat daripada relay mekanik armatur sanggup bergerak, serta Turn-Off tegangan nol serta nol arus mematikan menghilangkan kebisingan serta Transien.
Mirip dengan Relay Elektro-Mekanik, tegangan input kecil, biasanya 3 hingga 32 volt DC, untuk mengontrol tegangan output yg jauh lebih besar.
Misalnya.
240V, 10Amps. Membuat Ideal untuk mikrokontroler, PIC serta Arduino interfacing sebagai arus rendah, sinyal 5-volt dari katakanlah mikro-controller atau gerbang budi sanggup dipakai untuk mengontrol beban sirkuit tertentu, serta dicapai dengan penggunaan Opto- Isolator.
Salah satu komponen utama dari solid state relay (SSR) yakni Opto-Isolator (OptoCcoupler) yg berisi satu (atau lebih) Infra-Red Light Emitting Diode, atau sumber Cahaya LED, serta perangkat SensitifFoto dalam satu kasus. Opto-Isolator mengisolasi Input dari Output.
Sumber Cahaya LED terhubung ke potongan Drive Input SSR serta menyediakan Kopling Optik melalui celah ke transistor Sensitif Foto yg berdekatan, pasangan Darlington atau TRIAC. Ketika arus melewati LED, menyala serta Cahayanya terfokus di celah ke Foto-Transistor / Foto-Triac.
Dengan output dari SSR Opto-Coupled berubah "ON" oleh energi LED ini, biasanya dengan sinyal tegangan rendah. Karena satu-satunya koneksi antara input serta output yakni berkas cahaya, isolasi tegangan tinggi (biasanya beberapa ribu volt) dicapai dengan memakai Isolasi Opto Internal.
Tidak hanya Opto-Isolator memperlihatkan isolasi tingkat input / output yg lebih tinggi, ia pun sanggup mengirimkan sinyal dc serta frekuensi rendah. Selain itu, perangkat LED serta foto-sensitif sanggup benar-benar terpisah satu sama lain serta digabungkan secara optik dengan memakai Serat Optik.
Misalnya.
240V, 10Amps. Membuat Ideal untuk mikrokontroler, PIC serta Arduino interfacing sebagai arus rendah, sinyal 5-volt dari katakanlah mikro-controller atau gerbang budi sanggup dipakai untuk mengontrol beban sirkuit tertentu, serta dicapai dengan penggunaan Opto- Isolator.
INPUT Relay Solid State
Salah satu komponen utama dari solid state relay (SSR) yakni Opto-Isolator (OptoCcoupler) yg berisi satu (atau lebih) Infra-Red Light Emitting Diode, atau sumber Cahaya LED, serta perangkat SensitifFoto dalam satu kasus. Opto-Isolator mengisolasi Input dari Output.
Sumber Cahaya LED terhubung ke potongan Drive Input SSR serta menyediakan Kopling Optik melalui celah ke transistor Sensitif Foto yg berdekatan, pasangan Darlington atau TRIAC. Ketika arus melewati LED, menyala serta Cahayanya terfokus di celah ke Foto-Transistor / Foto-Triac.
Solid State Relay DC Input Circuit
Dengan output dari SSR Opto-Coupled berubah "ON" oleh energi LED ini, biasanya dengan sinyal tegangan rendah. Karena satu-satunya koneksi antara input serta output yakni berkas cahaya, isolasi tegangan tinggi (biasanya beberapa ribu volt) dicapai dengan memakai Isolasi Opto Internal.
Tidak hanya Opto-Isolator memperlihatkan isolasi tingkat input / output yg lebih tinggi, ia pun sanggup mengirimkan sinyal dc serta frekuensi rendah. Selain itu, perangkat LED serta foto-sensitif sanggup benar-benar terpisah satu sama lain serta digabungkan secara optik dengan memakai Serat Optik.
Solid State Relay AC Input Circuit
OUTPUT Relay Solid State
Kemampuan Switching Output dari Relay Solid State sanggup berupa AC atau DC serupa dengan keperluan tegangan inputnya. Rangkaian output dari relai solid state yg dikonfigurasi untuk melaksanakan hanya satu jenis tindakan switching yg memperlihatkan ekuivalen operasi terbuka, Single-Pole, Single-Throw (SPST-NO) dari Relay Elektro-Mekanis.
➤ Darlington
➤ MOSFET
Sesertagkan untuk SSR AC
- Perangkat switching adalah
➤ TRIAC
➤ Back-to-Back thyristor.
Thyristor lebih disukai sebab kemampuan tegangan serta arus yg tinggi. Thyristor tunggal dipakai dalam rangkaian penyearah jembatan.
Aplikasi Relay Solid State
Relay Solid State melaksanakan peralihan Zero-Crossing pribadi dari beban, pun sanggup melaksanakan fungsi yg jauh lebih rumit dengan memakai rangkaian budi digital, mikroprosesor serta memori. Aplikasi lain Relay Solid State yakni aplikasi dimming lampu, di rumah atau pertunjukan atau konser.
Non-Nol (Instan-On) beralih relay keadaan padat pribadi sehabis penerapan sinyal kontrol input yg bertentangan dengan nol melintasi SSR di atas yg menunggu hingga titik nol-persimpangan berikutnya Gelombang Sinus AC.
RL dihubungkan ke Kolektor atau terminal Emitor (RL (ALT)) dari Transistor. Mempertimbangkan kurva karakteristik I-V dari BJT, untuk mempunyai Transistor yg beroperasi di A (saturasi) atau B (Hampir mati).
Hanya satu transistor antara terminal 4 serta 3, dioda badan akan melaksanakan setengah siklus pasokan AC. Sementara arus tidak sanggup mengalir melalui FET. Dioda menyala selama setengah siklus serta memungkinkan arus melewati perangkat. Untuk mengatasi, dua transistor dipakai secara seri sehingga setiap setengah siklus ada satu Diode Bias terbalik serta arus diblokir.
➽ Ketika SCR dimatikan, Memblokir arus di kedua arah.
➽ Ketika SCR dihidupkan, Bertindak sebagai penyearah
Memungkinkan arus mengalir dari Anoda ke Katoda.
Pengoperasian SCR dipahami dengan membandingkan struktur PNPN dari SCR dengan analogi transistor. Analogi Transistor mempunyai dua elemen tiga lapisan (transistor PNP serta satu NPN ), tetapi mengingat hubungan antara lapisan, Dapat menyebarkan beberapa lapisan antara dua transistor serta membangun seluruh struktur hanya memakai perangkat PNPN empat lapisan.
Sebagian besar DC SSR
- Perangkat switching solid state digunakan
➤ Transistor Daya➤ Darlington
➤ MOSFET
Sesertagkan untuk SSR AC
- Perangkat switching adalah
➤ TRIAC
➤ Back-to-Back thyristor.
Thyristor lebih disukai sebab kemampuan tegangan serta arus yg tinggi. Thyristor tunggal dipakai dalam rangkaian penyearah jembatan.
Aplikasi Relay Solid State
➤ Pengalihan beban AC, mengontrol daya AC untuk ON / OFF switching
➤ Peredupan Cahaya
➤ Kontrol Kecepatan Motor
AC Switching Relay Solid State memakai SCR serta TRIAC sebagai perangkat Switching Output yg terus melakukan, sehabis sinyal input dihapus, hingga arus AC mengalir melalui perangkat jatuh di bawah ambang. Maka output SSR tidak pernah beralih OFF di puncak Gelombang Sinus.
Solid State Relay Output Waveform
Phase Dimming Solid State Relay
Relay Solid State melaksanakan peralihan Zero-Crossing pribadi dari beban, pun sanggup melaksanakan fungsi yg jauh lebih rumit dengan memakai rangkaian budi digital, mikroprosesor serta memori. Aplikasi lain Relay Solid State yakni aplikasi dimming lampu, di rumah atau pertunjukan atau konser.
Non-Nol (Instan-On) beralih relay keadaan padat pribadi sehabis penerapan sinyal kontrol input yg bertentangan dengan nol melintasi SSR di atas yg menunggu hingga titik nol-persimpangan berikutnya Gelombang Sinus AC.
BJT-Based SSR
Struktur Output yg disederhanakan dari SSR, (Perangkat Output serta Opto-Coupler tidak ditampilkan). Ketika LED menyala, transistor mengalirkan arus. SSR mempunyai fleksibilitas beban.RL dihubungkan ke Kolektor atau terminal Emitor (RL (ALT)) dari Transistor. Mempertimbangkan kurva karakteristik I-V dari BJT, untuk mempunyai Transistor yg beroperasi di A (saturasi) atau B (Hampir mati).
MOS-Based SSR
SSR memakai Transistor MOS sebagai perangkat switching. SSR yg sanggup dipakai untuk beban AC serta DC. Mengapa SSR ini membutuhkan dua transistor?. Hanya memakai satu Transistor, SSR tidak sanggup memblokir tegangan AC dengan benar. Fakta bahwa setiap transistor MOS mempunyai Dioda Parasit, yg disebut dioda tubuh, antara terusan serta sumber.Hanya satu transistor antara terminal 4 serta 3, dioda badan akan melaksanakan setengah siklus pasokan AC. Sementara arus tidak sanggup mengalir melalui FET. Dioda menyala selama setengah siklus serta memungkinkan arus melewati perangkat. Untuk mengatasi, dua transistor dipakai secara seri sehingga setiap setengah siklus ada satu Diode Bias terbalik serta arus diblokir.
SCR and TRIAC-Based SSR
Penyearah Terkontrol Silikon (SCR) yakni struktur PNPN empat lapis dengan tiga terminal: anoda, gerbang, serta katoda. SCR menggabungkan umpan balik regeneratif sehingga mempunyai dua keadaan stabil: ON serta OFF.➽ Ketika SCR dimatikan, Memblokir arus di kedua arah.
➽ Ketika SCR dihidupkan, Bertindak sebagai penyearah
Memungkinkan arus mengalir dari Anoda ke Katoda.
Pengoperasian SCR dipahami dengan membandingkan struktur PNPN dari SCR dengan analogi transistor. Analogi Transistor mempunyai dua elemen tiga lapisan (transistor PNP serta satu NPN ), tetapi mengingat hubungan antara lapisan, Dapat menyebarkan beberapa lapisan antara dua transistor serta membangun seluruh struktur hanya memakai perangkat PNPN empat lapisan.